Nama : Mazidaturrohmah
NIM :2120027
Kelas : PAI-A
Mata Kuliah : B.Indonesia
A.Identitas Buku
Judul Buku : Spirit Pedagogi di Era Disrubsi
Pengarang : Lubis Grafura dan Ari Wijayanti
Penerbit : Laksana
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : Tahun 2019
Jenis Buku : Nonfiksi
Ketebalan Buku : 168 halaman
B.Sinopsis
Buku ini menggambarkan bagaimana peliknya menjadi seorang guru di era sekarang. Banyak hal yang harus Mereka kuasai namun wadah tidak memadai. Di dalam buku ini dijelaskan bahwa tugas seorang guru tidak hanya megajar tetapi ada tugas lain yang bisa menambah beban psikologis mereka seperti, kegiatan administasi yang meliputi kenaikan pangkat guru sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), memberikan rumor tidak cairnya sertifikasi, dimintanya guru datang ke sekolah pada saat hari libur.
Guru juga dituntut untuk kreatif dan mengupgrade pedagogi Mereka agar dapat bersanding dengan era disrubsi. Era disrubsi ialah zaman yang lebih mengedepankan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Era ini menjadi tantangan bagi semua guru sebab banyak anak didik mereka yang sudah bermain gadget, kurangnya pengawasan dari orang tua sehingga anak terkontaminasi dengan hal negatif dari gadgetnya. Dampaknya psikologis, psikomotorik, dan sosial anak pun terganggu karena mereka lebih asik dengan gadget dibanding dengan lingkungannya.
Oleh karena itu, buku ini menghadirkan trik-trik jitu agar guru mampu meghipnotis anak dan nyaman belajar di dalam kelas. Di dalam buku ini menawarkan metode pembelajaran dengan permainan yang dikombinasikan dengan teknologi. Permainan yang dapat diterapkan dari buku ini seperti tebak angka, teknik mengingat ulang, koreksi silang dan komentar, ajukan cold-call, memutarkan musik, dan tanya mengapa. Di samping itu, buku karya Lubis Grafura dan Ari Wijayanti ini mengajak para guru untuk menanamkan jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan. Tujuannya agar mereka dapat mengahasilkan uang sendiri kendati belum lulus serta mempupuk jiwa kewirausahaan supaya kelak menjadi wirausahawan dan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Pepatah megatakan “Jika 3 persen dari jumlah penduduk berwirausaha maka negara akan sejahtera”.
Selain meningkatkan jiwa kewirausahaan buku ini juga mengajak guru untuk menanamkan budaya literasi pada anak didiknya. Karena dengan banyak membaca kaum intelek akan bertambah. Agar anak tertarik dengan kegiatan literasi, buku ini memberikan tips yaitu dengan mengadakan ekstrakulikuler jurnalistik dan mengupload semua tugas siswa berupa puisi, artikel, atau makalah ke blog. Buku ini juga menyarankan agar guru bekerjasama dengan media masa seperti basabasi.co, kickstarter.com, wujudkan.com, DIVAPress, dan lubisgrafura@outlook.co.id sehingga meninggalkan jejak mereka di media social. Dengan begitu, internet tidak akan disalahgunakan untuk hal-hal yang negative dan menyimpang dari aktifitas siswa. Di samping melatih keterampilan siswa dalam menulis, kegiatan literasi juga memancing rasa ingin tahu siswa untuk belajar desain grafis. Desain grafis dalam kegiatan ini bertujuan untuk mendesain atau merancang cover buku dan tampilan blog agar menarik. Kegiatan literasi juga mengajak para siswa memelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesian (PUEBI).
Buku ini wajib dimiliki oleh para guru dan juga calon guru. Karena dalam buku ini menjelaskan secara gamblang bagaimana menjadi guru professional, cara untuk mengatasi anak didik saat jam terakhir, cara untuk meningkatkan minat belajar siswa, cara mengatasi peserta didik yang bermasalah dan lain-lain yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan kegiatan mendidik.
C.Kelebihan Buku
Buku ini hadir dengan tampilan yang menarik, dimulai dari cover yang colorfull dan judul yang menarik. Kalimat yang ada dalam buku ini sangat jelas dan mudah dipahami. Penulis juga mendeskripsikan peran guru secara detail mulai dari kewajiban dan trik mengajar yang relevan dengan era kontemporer. Selain itu, penulis berhasil membuka mindset pembaca betapa peliknya menjadi seorang guru yang harus mengurus kegiatan administrasi, mengajar, mendidik, dan dituntut pula untuk kreatif.
D.Kekurangan Buku
Buku ini hanya memandang dari segi pendidik saja. Hal ini dimungkinkan karena latar belakang penulis yang notabannya seorang guru. Sehingga dalam buku ini terkesan menyudutkan pemerintah. Buku ini menyampaikan bahwa pemerintah harus memberikan wadah bagi guru untuk melatih mereka agar lebih kreatif. Kegiatan seminar, workshop, atau pelatihan yang diadakan oleh kementrian pendidikan atau lembaga pendidikan lainnya perlu adanya tindakan lanjutan. Selain itu, pemerintah juga tidak menyediakan badan penelitian dan pengembangan untuk guru yang ada hanya Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dan Pendidikan Profesi Guru Jabatan (PPGJ). Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan pun dikritik oleh penulis. Penulis menyebutkan bahwa pemerintah menerapkan kebijakan setelah terjadinya suatu perkara. Sehingga kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan perlu ditingkatkan lagi.
E.Kesimpulan
Buku ini wajib dibaca oleh para guru dan semua calon guru serta masyarakat umum. Karena buku ini menjelaskan kepada kita secara gamblang bagaimana menjadi guru professional, cara untuk mengatasi anak didik saat jam terakhir, cara untuk meningkatkan minat belajar siswa, cara mengatasi peserta didik yang bermasalah dan lain-lain yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan kegiatan mendidik. Buku ini juga memupuk rasa kewirausahaan kita agar kelak bisa menjadi wirausahawan sukses.